Sulawesi

Menteri P2MI dan Wali Kota Palu Shalat Iduladha bersama Ribuan Warga di Lapangan Vatulemo

×

Menteri P2MI dan Wali Kota Palu Shalat Iduladha bersama Ribuan Warga di Lapangan Vatulemo

Sebarkan artikel ini
Menteri P2MI dan Wali Kota Palu Shalat Iduladha bersama Ribuan Warga di Lapangan Vatulemo
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding dan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid serta ribuan warga tampak husyuk menunaikan rangkaian shalat iduladha.

Palu, MemoSulawesi.id – Pemerintah Kota Palu menggelar pelaksanaan Shalat Iduladha 1446 Hijriah di Lapangan Vatulemo, Kota Palu, pada Jumat pagi, 6 Juni 2025.

Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding dan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid serta ribuan warga tampak husyuk menunaikan rangkaian shalat iduladha.

Turut hadir pula Wali Kota Palu, H. Hadianto Rasyid, SE bersama istri yang juga Ketua TP-PKK Kota Palu, Hj. Diah Puspita, S.A.P., M.A.P, Sekretaris Daerah Kota Palu, Irmayanti Pettalolo, S.Sos., MM, serta jajaran pejabat lainnya di lingkungan Pemerintah Kota Palu.

Yang bertindak sebagai khatib dalam Salat Iduladha tersebut adalah Prof. Dr. KH. Zainal Abidin, M.Ag, selaku Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah.

Baca Juga: Mentrans dan Gubernur Sulteng Shalat Iduladha 2025 di Sigi, Serahkan Sapi Qurban untuk Warga

Sementara imam Salat adalah Dr. Sharaf Ali Othman Mutyr, Dewan Guru Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Insan Cita Indonesia.

Dalam khutbahnya yang mengangkat tema “Toleransi, Solidaritas, dan Persaudaraan sebagai Aset dalam Membangun Harmonisasi Sesama Anak Bangsa”, Prof. Zainal Abidin menekankan pentingnya akhlak mulia dan sikap rendah hati dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Tidak perlu menjadi benar dengan menyalahkan orang lain, tidak perlu menjadi baik dengan menjelekkan orang lain, tidak perlu menjadi tinggi dengan merendahkan orang lain. Tapi jadilah pribadi yang santun di manapun berada,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa merasa paling benar, paling baik, atau paling pintar adalah awal dari kesombongan dan kebodohan.

Baca Juga: Menteri Karding Serahkan Sapi Qurban Presiden RI ke Warga Huntap Petobo Palu, Beratnya 871 Kg

“Penting menjadi orang baik, tetapi merasa diri paling baik adalah suatu kesombongan. Penting menjadi orang pintar, tetapi merasa diri paling pintar adalah suatu kebodohan. Penting menjadi orang benar, tetapi merasa diri paling benar adalah malapetaka,” tegasnya.

Di akhir khutbah, Prof. Zainal mengajak seluruh umat Islam untuk mendoakan bangsa Indonesia agar selalu aman, damai, dan tetap bersatu demi kejayaan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *